Segera

Berikut adalah sejumlah daftar karya ilustrator dalam berbagai format dan media; yang harus saya beli dan punyai. Tapi ternyata saya belum punya uang yang cukup, pun kelaparan, dan barusan nyemil sandal. Maka, siapa tahu, ada di antara pengguna blog sekalian yang punya atau pernah melihatnya dimana, tolong jangan beritahu saya, ‘ndak meri‘.

  1. Paula Bonet, novel grafisnya: The End. Begitu melihatnya di fisbuk, saya langsung tertarik. Harganya terbilang mahal karena pakai kurs Euro. Tapi asiknya, novel grafisnya ini berbahasa Spanyol, yang berarti cuma buat mengoleksi gambar doi, aja. Hahaha

    gambarnya dari fanpage fisbuk doi
    gambarnya dari fanpage fisbuk doi
  2. Conrad Roset, buku cerita bergambarnya: Little Chickpea. Sama dengan Paula Bonet, mereka satu agensi desain dan ilustrasi. Conrad Roset adalah salah seorang profesor di bidang ilustrasi macem sketsa di institut seni di Spanyol. Kerjaannya menggambar, juga berduit.

    gambar dari situs portofolio pribadi dia
    gambar dari situs portofolio pribadi dia
  3. Ben Johnston, bakal pajangan: La vie c’est merde. Dari judulnya saja saya sudah merasa ini seperti kutukan untuk hidup, atau justru dia membuat ungkapan yang satir? Dibikin di atas papan kayu berdiameter sekitar 50cm, dan bakal asik buat di studio. Dia seniman asal Kanada.

    gambar dari situs portofolio pribadinya
    gambar dari situs portofolio pribadinya
  4. Sanna Annukka, kayaknya buat pajangan juga, tapi judulnya saya tidak tahu. Dia adalah seniman Finlandia yang kerja bareng Marimekko untuk produk-produk keperluan rumah tangga. Saya pikir, dalam desainnya ini, dia terinspirasi dari bentang alam di negerinya sana. Punya satu ‘kan tidak jadi masalah, lumayan buat ganjel pintu.

    gambar dari situs portofolio pribadinya
    gambar dari situs portofolio pribadinya
  5. Dima RebusI’ve been out walking. Ilustrator macam orang ini kira-kira berfokus pada isu sosial-politik. Fenomena sosial di Rusia juga lebih banyak dikerjakan dalam bentuk lukisan atau metode menggambar lainnya.
    Dima Rebus Ive-been-out-walking
    idem

    Kira-kira itu dulu, lah. Masing-masing karya dijual online dengan harga yang cukup buat makan di warung burjo satu setengah bulan, dan beli obat yang diminum untuk mencegah tumbuhnya bisul. Teman saya pernah bilang, kalau bikin hal-hal seperti ini dan diproduksi dalam jumlah banyak, pasti ada saja kolektor dungu yang mau membelinya. Mungkin saya adalah itu yang main beli-beli saja, tanpa tahu untuk apa, untuk dipajang/dipasang di mana. Ah, sudahlah.

2 respons untuk ‘Segera

Tinggalkan komentar