Pintu Kemana Saja

Sungguh, Doraemon, untunglah ia fiktif. Keadaannya, bila ia nyata ada, akan membuat Tuhan Yang Maha Esa terganggu. Bagaimana tidak? Ketidakmungkinan dalam perspektif pengarangnya dinegasikan. Sembari berdoa, manusia memohon sesuatu dan meminta pada-Nya agar keinginan manusia terwujud. Tuhan tentu tidak diam; Dia tahu, tetapi Dia menunggu, begitu tulis Leo Tolstoy.

Sebaliknya, pada Doraemon, ia adalah forma kecepatan. Ia dengan cepat memberikan pertolongannya pada orang yang membutuhkan. Terutama pada Nobita yang selalu merengek memohon pada Doraemon agar bisa memenuhi keinginannya setelah habis dijahili Giant (Jayeun) dan Suneo. Belum lagi kalau sedang cembokur pada Dekisugi yang sedang asyik dengan Shizuka, pujaan hatinya. Doraemon menjadi juru penyelamat yang diutus dari masa depan untuk membantu Nobita menyiapkan masa depannya. Tetapi Doraemon terlihat selalu mengalah dan kalah bilamana rengekannya menjadi-jadi.

Adalah pintu kemana saja, hal yang selalu menarik bagi saya. Sejak pertama kali mengerti pintu itu, saya merasa ini penting, terutama bagi saya yang selalu berkeinginan melancong kemana-mana. Dengan pintu tersebut, jarak yang mustahil adalah omong kosong. Waktu tempuh yang panjang adalah angin lalu, sementara satu langkah kaki belum tentu jadi berharga maknanya. Pintu itu adalah sebuah teknologi terpadu yang memungkinkan siapa saja yang ingin melakukan perpindahan menjadi secepat mata berkedip.

Pintu tersebut adalah barang standar yang lazim tampil setiap episode serial Doraemon, selain baling-baling bambu juga portal mesin waktu di laci meja belajar Nobita. Pintu kemana saja selalu mengantarkan Nobita, Doraemon dan kawan-kawannya untuk mempersingkat waktu tempuh. Kalau di serial kartunnya, Doraemon cukup mengeluarkan daun pintu itu dari kantongnya, membuka gagangnya, dan tibalah di tempat yang diinginkan. Ajaib, bukan?!

Dalam pengantar pameran Rumah-Rumah Tanpa Pintu yang diadakan pada 2011 silam di Jakarta, mengutip situs jongarsitek.com, pintu merupakan alat yang digunakan untuk menentukan tingkat privasi sebuah ruang. Pintu adalah salah satu elemen yang paling kuat dalam dunia arsitektur. Privasi sebuah ruang sejak mula sudah terletak dari keberadaan ‘pintu’, dan pintulah yang memberikan batas secara nyata tentang ‘yang-privat’ dan ‘yang-publik’. Pintu secara garis besar merupakan sebuah  petunjuk umum akan ruang yang boleh dan tidak untuk dimasuki. Contoh sederhananya ada pada toilet umum; diberikan tanda sesuai jenis kelamin pada masing-masing pintunya.

Lantas pada serial Doraemon, ada tiga hal yang saya catat, namun secara awam saja. Pertama, pintu kemana saja seolah hendak menerabas batas-batas imajiner antara yang privat dan yang publik. Teknologi canggih tersebut merupakan sebuah implementasi dari segala hal yang berkaitan dengan percepatan. Dengan pintu tersebut, seseorang, di abad 22 nanti bisa saling sapa, bahkan lebih cepat dari koneksi internet. Menjangkau jarak nun jauh dalam kondisi apapun.

Kedua, pintu kemana saja seperti halnya langkah yang subversif (bila benar-benar ada) pada dunia riil. Maksudnya, sebagai pengguna yang hanya searah, kita dapat menentukan kemana kita akan melangkah. Entah jauh atau dekat, terjangkau atau tidak, semua adalah mungkin. Berarti tendensi dari terciptanya teknologi itu seperti hendak meniadakan sebuah sekat. Segala bentuk larangan untuk mengakses zona tertentu menjadi mungkin untuk dilakukan, karena pintu ini bisa mengakses ruang dalam konteks apapun di muka bumi.

Ketiga, pintu kemana saja, bisa jadi, dapat mendestabilisasi rangkaian ‘sistem’ yang tersebar di seluruh dunia. Ayal kalau pintu ini dimiliki oleh seseorang yang bermental destruktif, tindakannya bisa mengarah pada hal yang sifatnya mengancam, teror, atau tindakan kriminal dalam bentuk apapun. Walaupun pintu ini juga bisa bermanfaat juga untuk penyelamatan, sebagai jalur evakuasi bencana misalnya, atau apapun yang berkaitan dengan ancaman dan kejatahatan yang sifatnya destruktif tadi.

Toh, itupun kalau memang benar ada. Barangkali sudah ada penelitian atau riset lebih lanjut untuk membuat pintu kemana saja ini terwujud. Pun yang pasti, dibutuhkan rentang waktu yang cukup panjang hingga pintu ini benar-benar sempurna dan aman digunakan oleh pemiliknya di masa depan. Di masa yang akan datang, kebutuhan akan percepatan menjadi barang lumrah yang terjangkau sekali oleh manusia. Keterlambatan akan hilang dengan sendirinya, kecuali untuk beberapa hal tertentu lainnya. Meskipun saya bingung ini tulisan macam apa, tak lebih ini hanya praduga saja; sekedar uthak-athik-gathuk dan menduga-duga seperti apa kehidupan di masa depan nanti.

Tanyakan Doraemon.

Tinggalkan komentar